20121106

Jogya Jazz “NGAYOGJAZZ 2012”



Jogya Jazz  “NGAYOGJAZZ 2012”
Laporan: Henrue Anton- Reporter Pilar Bangsa Jogyakarta

Djaduk Ferianto sepakat menelurkan gagasan event jazz festival dengan diberi nama Ngayogjazz, yang  dikonsep sebagai sebuah event interaksi sosial  menggunakan media permainan musik jazz. Karena bukan sekedar pertunjukan, NGAYOGJAZZ akan menghilangkan semaksimal mungkin jarak antara pemain di panggung dengan publik .


Musik Jazz di tempat asalnya, Amerika, muncul dari respon masyarakat strata bawah (baca: budak belian negro) terhadap kondisi sosial saat itu, tekanan-tekanan kehidupan mereka saat itu memunculkan suatu kreativitas untuk mencurahkan perasaan dan menghibur diri mereka, sehinga muncul Musik Jazz.
Uniknya Musik Jazz pada saat itulah yang bisa menyatukan antara komunitas ras dan strata yang berbeda-beda di Amerika sana. Musik Jazz-pun menyebar ke seluruh dunia.

Di beberapa negara musik Jazz bisa menyesuaikan dengan atmosfir budaya setempat, sehingga muncul istilah-istilah European Jazz, Latin Jazz, Skandinavian Jazz, Indo-Jazz Fusion, dan lain-lain.
Bagaimana perkembangan Jazz di Indonesia ?Jazz di Indonesia, menurut penulis Belanda Allard J.M. Moller, sudah masuk sejak tahun 1922, berarti hampir bersamaan dengan era Swing Jazz.

Jazz yang didatangkan ke Indonesia untuk menghibur orang-orang asing yang masih menduduki bumi indonesia ini, tentunya dikemas dalam acara dan tempat yang elit, dan pada perkembangannya-pun akhirnya musik jazz di Indonesia banyak dipentaskan di hotel-hotel, bar-bar, café-café dan tempat-tempat sejenisnya.
Meskipun akhirnya musik jazz bisa juga diapresiasi dan ditonton masyarakat awam tapi kesan bahwa musik jazz adalah musik yang elitis dan sukar diapresiasi oleh masyarakat awam masih melekat sampai saat ini.


Berangkat dari kondisi inilah seorang musisi Djaduk Ferianto mempunyai kegelisahan untuk menghapus citra musik jazz yang hanya elitis tersebut. Dia berkeyakinan, bahwa jazz sebagai musik yang terbuka dan luwes bisa diapresiasi semua lapisan masyarakat dan dapat berbaur dengan kehidupan budaya setempat.
Dengan mengajak kerjasama dengan WartaJazz, Hattakawa -linkage dan Novindra –beyond the stages, akhirnya Djaduk Ferianto sepakat menelurkan gagasan event jazz festival dengan diberi nama Ngayogjazz. NGAYOGJAZZ dikonsep sebagai sebuah event interaksi sosial yang menggunakan media permainan musik jazz.
Karena bukan sekedar pertunjukan, NGAYOGJAZZ akan menghilangkan semaksimal mungkin jarak antara pemain di panggung dengan publik penonton, sehingga akan benar-benar terwujud interaksi dalam bentuk performance dengan apresiasi spontan.
Di event ini musik Jazz juga dipadukan dengan seni musik maupun pertunjukan seni dari tradisi masyarakat setempat dan bersifat “open jam session”. Kemasan demikian menjadikan Ngayogjazz menjadi sebuah festival jazz dalam format unik dibanding festival jazz yang pernah ada.Hal ini adalah sebuah pilihan cara memainkan dan menikmati musik jazz yang lebih egaliter dan terjangkau oleh apresiasi masyarakat awam.
Ngayogjazz akan pula berupaya untuk menunjukan bahwa musik Jazz adalah sangat terbuka dan bisa dinikmati oleh siapapun dan bisa dipadukan dengan jenis musik apapun maupun seni yang lain.

Ngayogjazz 2012
Dengan Ngejazz Kita Tingkatkan Swasembada Jazz. Ngayogjazz dari pertama diadakan selalu mengusung tema yang berlainan setiap penyelenggaraannya, dan selalu berkesinambungan.
Setelah di tahun 2011 kemarin mengusung tema “Nandoer Jazz ing Pakarti”
dimana dari “plesetan” peribahasa jawa “nandur woh ing pakarti” yang berarti melalui musik jazz menanamkan nilai-nilai musik jazz itu sendiri yang diterapkan dalam kehidupan bermusik maupun sehari hari.
Dan di tahun 2012 ini mengambil tema “Dengan Jazz Kita Tingkatkan Swasembada Jazz” yang diambil dari suatu jargon pembangunan, dimana diharapkan saat ini para musisi-musis jazz terutama generasi muda yang telah bersemai di Ngayogjazz bisa mandiri mengembangkan kehidupan bermusiknya, baik dalam kreatifitasnya maupun karir bermusik mereka. Tidak hanya para musisi, beberapa Komunitas Jazz di berbagai kota yang sudah terbentuk pun sudah mulai menampakkan keseriusan dalam mengelola komunitas mereka sehingga menghasilkan juga musisi-musisi jazz dan group-group jazz baru.

PARA PENYULUH / Artists Line up :ESQI:
EF (Syaharani and Queenfireworks)Benny Likumahuwa, Barry Likumahuwa Project, Idang Rasjidi, Irianti ErningprajaEramono Soekaryo, Rio Sidik, Erik Sondhy, Indro Hardjodikoro, Toninho HortaJen Shyu, Sinten Remen, Shadow Puppet, I Know You Well Miss Clara, Ketzia, Kampayo.
Komunitas Jazz Jogja, Komunitas Jazz Purwokerto, Solo Jazz Society, Balikpapan Jazz, LoversGondo & Friends Surabaya, Entung Entung Gepik Jazz, Salatiga Komunitas Jazz, Lampung Gubuk Jazz, Pekanbaru Komunitas Jazz, Pekalongan Replica Batik (proyek gabungan TRIO UP dan RSP), Jay Gatrawardaya feat. Tesla ManafErwin Zubiyan and Friends Sounf of Hanamangke Bandung, Jazz Gudangan

WAKTU & WAHANA / Date – Time & Venue
Minggu Legi, 18 November 2012. Jam 09 pagi – 09 malam.Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta.
Kantor Pusat / Office : Kantor Pusat / Office : Jl. Munggur 50, Demangan, Yogyakarta 55221 Telepon & Faksimili : +62-274-512561 Email : ngayogjazz@yahoo.com
Website : www.ngayogjazz.com

1 komentar: